Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan
dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada
hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai “bangsa”. Dalam UUD 1945
dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan
mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk
menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Agama di Indonesia memegang
peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan di dalam
ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama
di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.
Secara konsepsional, keragaman budaya itu
merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan,
sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila
Pancasila memang digali dari khazanah kebudayaan bangsa.
Data sejarah bangsa menunjukkan bahwa
aspirasi Islam sebagai Pandangan hidup tak
pernah berhenti terlibat dalam pergumulan ideologis, termasuk dalam proses
perumusan UUD 45, dan kesemuanya berjalan sangat wajar karena mayoritas
penduduk Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu tak bisa dipungkiri
bahwa di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya terkandung
butir-butir pandangan hidup Islam.
Berbicara mengenai Islam sebagai pandangan
hidup dapat terungkap jika kita dapat memahami masalah “HIDUP” . Pandangan
Hidup umat manusia sepanjang sejarahnya mencatat banyak ragam pandangan hidup,
baik yang dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, maupun
yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu
disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat
batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada
manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana
setiap individu termasuk di dalamnya.
Semua manusia secara naluriah mengenal
dirinya dan alam sekitarnya sampai kepada alam raya. Secara naluriah manusia
juga mengenal Tuhan (sekalipun dalam berbagai macam persepsi) dan pengenalannya
itu saat menjadi keyakinan, memberikan pandangan hidup tertentu yang
dijadikannya pegangan hidup bagi dirinya.